tak terbantah, 2016 #2

Andai kau tahu,
setiap kau mengatakan
akan mengakhiri pembicaraan
dan aku mengiyakan,
harusnya kau tahu
tak ada sedikit pun
rasa ingin mengakhiri.
Tak ada.
Saat kau merasa
sikapku terhadapmu begitu dingin, percayalah
bahwa rasa inginku bertemu
jauh lebih membuatmu menggigil daripada acuhku.
Andai kau tahu
bahwa tak ada yang pernah menggantikan posisimu di relungku, karena kau begitu mantap mempertahankan singgasanamu.

Sekali lagi percayalah bahwa semua yang kulakukan
-acuhku, dinginku, egoku, amarahku- semua tak ada yang sebegitu nyatanya. Acuh,
tak benar-benar acuh.
Dingin,
tak sedingin salju.
Ego,
kurasa setiap insan punya ego akan sesuatu.
Amarah,
yakinlah bahwa marahku
tak pernah terpercik api dendam
apalagi terhadapmu.
Percayalah yang kumau
hanya memilikimu,
setulus yang kumampu.

-tak terbantah, 2016


Apa yang ku mau mungkin tak semua bisa kau penuhi. Apa yang ku maksud mungkin tak semua bisa kau mengerti. Tapi ku percaya, kau punya jalan lain, jalan tersendiri, untuk membahagiakanku, karena bagimu, tak perlu bermanis kata, kan langsung kau hantarkan keluarga menuju rumah, rumahku, tentu saja

-tak terbantah, 2016

Komentar

Postingan Populer