CURTAIN : POIROT'S LAST CASE

Bagi yang suka sama karya-karya Agatha Christie khususnya seri Hercule Poirot, mungkin udah ada yang tahu ya tentang buku ini. Yap, ini buku fenomenal banget. Kenapa? Karena di buku ini kalian akan menyaksikan kasus terakhir Poirot. Kenapa kasus terakhir? Iya dong, karena Poirot telah menutup tirai kehidupannya! He-eh, beneran mati, bukan pura-pura mati kayak di kasus The Big Four dimana Poirot "bangkit-lagi-dari-kubur". Dulu aku sempet ketipu, kukira si Poirot emang beneran udah mati soalnya udah ada acara pemakaman segala, eh taunya enggak.

Oke, back to the topic, yaitu Curtain. Menurutku kasus di sini bukan yang terhebat, malahan lebih emosional Murder on the Orient Express atau The Big Four. Itu kalau dilihat dari segi kasusnya sih. Tapi, yang membuat buku ini menarik, ya karena penyelesaiannya yang ga biasa. Unexpected, unpredictable. Di sini aku ga bakal jelasin kenapa dan bagaimana Poirot kehilangan nyawanya, yang pasti ga bisa ditebak lah. Ketika kita baca novel ini, kita ga diizinkan untuk berpikir jernih, ga bisa mengungkapkan pemikiran-pemikiran kita, karena apa? Karena pikiran kita tuh akan dituntun oleh Kapten Arthur Hastings, alias si narator. Secara ga langsung kita akan ikut berpikir seperti apa yang Hastings pikirin karena pada kondisi seperti itu, pemikiran Hastings yang paling rasional, dan pemikiran lain pun tertutup oleh itu.

Ngomongin tentang Kapten Hastings, jadi sedih deh. Kebetulan aku udah baca kasus pertama mereka berdua, yaitu The Mysterious Affair at Styles. Dan di kasus terakhir, alias di novel ini, mereka juga menuntaskan sebuah kasus di tempat yang sama, di sebuah rumah di Styles. Tapi setelah baca Curtain, kita sedikit banyak akan ikut ngerasain betapa malangnya Kapten Hastings yang tinggal seorang diri,  tak lagi berburu kasus bersama sahabatnya. Dia udah kehilangan istrinya, anak-anaknya udah pada punya kehidupan masing-masing. Ditambah lagi harus kehilangan si pria Belgia, Hercule Poirot.

Oh iya, di bagian terakhir, Poirot memberikan surat yang ia tulis sesaat setelah menuntaskan misinya untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi dalam kasus ini. Pokoknya dijelasin rinci deh untuk Kapten Hastings. Sekalian sebagai akhir cerita Hercule Poirot.

Ini adalah penggalan surat dari Poirot.

"Kita tak akan berburu berdua lagi, Sobatku.
Perburuan yang pertama ditempat ini
dan yang terakhir.
Masa-masa yang indah.
Ya, masa-masa yang indah."

:')

-----------------------------------------
-ketemu buku ini di perpus, di rak buku (bagian belakang). Sudah tak terjamah selama 6 tahun ( karena yang terakhir minjem tahun 2012). Kertasnya udah bau. Sudah tak bersampul plastik. But no problemo, buku ini masih menjadi pemikat utama dibanding buku lain, dibanding buku-buku baru bersampul bagus

Komentar

Postingan Populer