Halaman 28 : sekalinya outsider, tetaplah outsider. bangun nak, sadar diri.

Jikalau memang kenyamanan itu harus nona bayar dengan kecewa, tak masalah. Bukankah kecewa adalah teman paling setia?

Nona yang pernah bilang begitu. Dan benar saja, nyaman dan kecewa selalu berjalan beriringan, sama halnya dengan jatuh cinta dan sakit hati. Ibarat pisau, jika bilahnya yang tajam digunakan untuk memasak, akan berguna. Tapi jika bilahnya digunakan untuk menyakiti orang, akan berbahaya sekali. Sama halnya menempatkan perasaan pada seseorang. Jika memang ditempatkan pada orang yang tepat, yang turut membalas perasaan, mungkin akan indah akhirnya. Tapi jika kita tempatkan pada orang yang salah, maka kita tahu akan berujung seperti apa, iya, kecewa. Tragis, kan?

Tapi tidak masalah, nona kira hati ini sudah mati rasa, dan tak mampu lagi merasa apa-apa. Tapi sekarang, masih bisa terdesak oleh perasaan ingin tahu yang berujung malu, malu pada diri sendiri yang ternyata menganggap apa yang terjadi antara kamu dan aku itu nyata. Ternyata semu belaka. Sakit sih, tapi yaudalah, setidaknya di sini nona tau, ternyata hati ini masih bisa merasakan sesuatu, walaupun itu luka karenamu. 

Karena pada akhirnya, nona hanya outsider, orang luar yang tak tau apa-apa. Tak akan sanggup menggantikan orang yang memang pernah singgah dan tau segalanya. 

Sekyan, terimakasih.

Komentar

Postingan Populer