malam-malam

Ku melangkah, menyusuri pagi dengan hati-hati. Sontak hatiku teringat pagi kemarin. Pagi yang memang tak mendusta, tapi ia mendua.

Kuambil langkah cepat jalani pagi ini. Tak suka! Tidak sabar menuju siang walau panas hampir mencekik. Segelas minuman dingin temani diri di terik yang tak kunjung pergi. Lalu ku putuskan, pergi melangkah, berganti suasana.

Nah, bertemu lagi dengan senja. Senja membujukku singgah dulu, menikmatinya lebih lama. Kumelangkah ke kedai kopi penghantar senja, menghirup aroma sampai ke kepala, mendesah tanda ku sangat suka. 

Tidak lama kurasakan syahdunya sore. Tak terasa malam menghampiri lebih cepat dari yang kuduga. Tanpa basa basi, malam yang biasanya tanpa suara, tiba-tiba berbisik, "hati-hati, kelak kau bertemu pagi yang mendusta, lagi"

Ah, tak ingin lagi bertemu pagi, ia mendua, cepat bertukar tempat.
Tak ingin lagi bersua dengan siang. Terlalu panas hati berlama-lama dengannya. Berpeluh, penuh keluh.
Senja? Memang, beri kenangan paling heroik dan menarik, tapi ternyata bukan yang terbaik. Datang tiba-tiba, lalu pergi tanpa permisi. Hilang ditelan bumi, kadang habis dimakan sepi.

Kuingin malam yang jadi akhirku. Kuingin malam yang jadi penghujungku. Kuingin malam yang jadi destinasiku. Terlepas dari semua itu, kuingin malamku, menjelma jadi kamu.

Komentar

Postingan Populer